Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani, φωτο (foto=sinar) dan γραφία (grafia),
menggambar menggunakan sinar, segala proses, kegiatan, dan penciptaan
karya seni, berupa gambar diam (still picture) maupun bergerak (moving
picture), melalui perekaman radiasi sinar pada media yang sensitif
terhadap sinar. Istilah fotografi sendiri mulai populer setelah
diperkenalkan oleh astronom sekaligus matematikawan, dan ahli kimia dari
Inggris pada tahun 1839, yang bereksperiman dalam bidang “fotografi”, Sir John Frederick
William Herschel.
Dasar pemikiran tentang adanya bayangan yang
mempunyai bentuk, maupun warna sesuai, atau sangat mendekati aslinya
telah diamati oleh filsuf Yunani Aristoteles (384 SM –
322 SM) pada bayangan yang dihasilkan oleh celah kecil di bawah
pepohonan. Pengamatan tersebut menjadi dasar pembuatan pinhole camera, oleh filsuf China, Mo-Zi/Mo-Ti/Mo-Chi (470 SM - 390 SM).
note: huruf latin hasil penulisan dari huruf
China, jepang, dan Korea tidak terlampau penting presisinya, selama
pengucapannya benar.
Pinhole Camera merupakan cikal bakal kamera Obscura, Jenis kamera tersebut dibuat pertama kali oleh filsuf Arab Persia Abu Ali Al-Hasan Ibn al-Haitham/al-Hazen (965 M - 1039 M).
Perkembangan fotografi tidak lepas dari berbagai penemuan bersifat teknis, antara lain:
- Albertus Magnus (1193/1206-1280) menemukan (discovered) perak nitrat.
- Georges Fabricius (1516-1571) menemukan perak klorida.
- Daniel Barbaro described pada tahun 1568 memperkenalkan diafragma/aperture/iris.
- Wilhelm Homberg pada tahun 1694 menemukan bahwa beberapa macam bahan kimia akan berubah menjadi gelap setelah terkena sinar.
- Foto permanen pertama dibuat pada tahun 1825 oleh penemu (inventor) Perancis, Joseph Nicéphore Niépce, yang merekam gambar pada keping logam pewter berlapis bitumen (salah satu derivat minyak bumi). Bitumen akan mengeras bila terkena sinar, lalu bagian yang tidak mengeras dilarutkan menghasilkan relief yang bisa di-lumuri tinta untuk dipindahkan ke kertas. Niépce menyempurnakan penemuannya dengan mengubah bahan peka cahayanya berdasar hasil penelitian Johann Heinrich Schultz (1724) berupa campuran perak dan kapur. Bahan tersbut berubah gelap saat terkena sinar.
- Louis Daguerre dari Perancis
bekerja sama dengan Niépce menghasilkan proses yang lebih sempurna
melalui pencucian seperti proses pencucian film yang dikenal saat ini.
Hasil penemuan tersebut dikenal dengan nama daguerreotype, diumumkan pada tahun 1839, dan mendapat hak patent dari pemerintah Perancis.
- Proses yang sangat mirip ditemukan oleh penemu sekaligus pelukis Brazil-Perancis, Hercules Florence, pada tahun 1832, namun tetap tidak mendapatkan hak patent walau cukup lama diperjuangkannya.
- Pada tahun 1839 Fox Talbot berdasar penelitian astronom John Herschel menemukan
fixer yang jauh lebih efektif dibanding yang pernah ada sebelumnya.
Pada tahun itu juga Fox Talbot berhasil membuat keping “film” kaca, foto
dengan media kaca pertama.
- Prosedur teknis pembuatan foto pada media kaca dilakukan pada tahun 1841 oleh Janez Puhar dari Slovenia.
- Sejarah baru dalam bidang fotografi, yaitu penggunaan media rekam bukan lempeng logam atau kaca, diawali
oleh penemuan George Eastman Kodak pada tahun 1884, yang merupakan film pertama. Sejak saat itu industri fotografi mulai berkembang pesat.
Sejarah Fotografi
Full View
Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani, φωτο (foto=sinar) dan γραφία (grafia),
menggambar menggunakan sinar, segala proses, kegiatan, dan penciptaan
karya seni, berupa gambar diam (still picture) maupun bergerak (moving
picture), melalui perekaman radiasi sinar pada media yang sensitif
terhadap sinar. Istilah fotografi sendiri mulai populer setelah
diperkenalkan oleh astronom sekaligus matematikawan, dan ahli kimia dari
Inggris pada tahun 1839, yang bereksperiman dalam bidang “fotografi”, Sir John Frederick
William Herschel.
Dasar pemikiran tentang adanya bayangan yang
mempunyai bentuk, maupun warna sesuai, atau sangat mendekati aslinya
telah diamati oleh filsuf Yunani Aristoteles (384 SM –
322 SM) pada bayangan yang dihasilkan oleh celah kecil di bawah
pepohonan. Pengamatan tersebut menjadi dasar pembuatan pinhole camera, oleh filsuf China, Mo-Zi/Mo-Ti/Mo-Chi (470 SM - 390 SM).
note: huruf latin hasil penulisan dari huruf
China, jepang, dan Korea tidak terlampau penting presisinya, selama
pengucapannya benar.
Pinhole Camera merupakan cikal bakal kamera Obscura, Jenis kamera tersebut dibuat pertama kali oleh filsuf Arab Persia Abu Ali Al-Hasan Ibn al-Haitham/al-Hazen (965 M - 1039 M).
Perkembangan fotografi tidak lepas dari berbagai penemuan bersifat teknis, antara lain:
- Albertus Magnus (1193/1206-1280) menemukan (discovered) perak nitrat.
- Georges Fabricius (1516-1571) menemukan perak klorida.
- Daniel Barbaro described pada tahun 1568 memperkenalkan diafragma/aperture/iris.
- Wilhelm Homberg pada tahun 1694 menemukan bahwa beberapa macam bahan kimia akan berubah menjadi gelap setelah terkena sinar.
- Foto permanen pertama dibuat pada tahun 1825 oleh penemu (inventor) Perancis, Joseph Nicéphore Niépce, yang merekam gambar pada keping logam pewter berlapis bitumen (salah satu derivat minyak bumi). Bitumen akan mengeras bila terkena sinar, lalu bagian yang tidak mengeras dilarutkan menghasilkan relief yang bisa di-lumuri tinta untuk dipindahkan ke kertas. Niépce menyempurnakan penemuannya dengan mengubah bahan peka cahayanya berdasar hasil penelitian Johann Heinrich Schultz (1724) berupa campuran perak dan kapur. Bahan tersbut berubah gelap saat terkena sinar.
- Louis Daguerre dari Perancis
bekerja sama dengan Niépce menghasilkan proses yang lebih sempurna
melalui pencucian seperti proses pencucian film yang dikenal saat ini.
Hasil penemuan tersebut dikenal dengan nama daguerreotype, diumumkan pada tahun 1839, dan mendapat hak patent dari pemerintah Perancis.
- Proses yang sangat mirip ditemukan oleh penemu sekaligus pelukis Brazil-Perancis, Hercules Florence, pada tahun 1832, namun tetap tidak mendapatkan hak patent walau cukup lama diperjuangkannya.
- Pada tahun 1839 Fox Talbot berdasar penelitian astronom John Herschel menemukan
fixer yang jauh lebih efektif dibanding yang pernah ada sebelumnya.
Pada tahun itu juga Fox Talbot berhasil membuat keping “film” kaca, foto
dengan media kaca pertama.
- Prosedur teknis pembuatan foto pada media kaca dilakukan pada tahun 1841 oleh Janez Puhar dari Slovenia.
- Sejarah baru dalam bidang fotografi, yaitu penggunaan media rekam bukan lempeng logam atau kaca, diawali
oleh penemuan George Eastman Kodak pada tahun 1884, yang merupakan film pertama. Sejak saat itu industri fotografi mulai berkembang pesat.
Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda
atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik
dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang
akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan
karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau
memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila
seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto
ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas,
imajinasi, dan kemampuan teknis.
FOTO STILL LIFE
Full View
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai
ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan
keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan
konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan
nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto
arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil
sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.
FOTO ARSITEKTUR
Full View
Bagai Mana Cara Memotret Siluet
Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap
total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah
bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang
dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:
Matikan Flash
Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan,
kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya
tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda
Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)
Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang
dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet
dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada
di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan
batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda
hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek
utama.
Carilah obyek yang bentuknya menarik
Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena
itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat.
Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan
detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos.
Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si
nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar
dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.
Carilah background yang tepat
Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background
yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang
menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat
menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.
Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)
Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur.
Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background
yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit
diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed
sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda
set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak
kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda
menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke
obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama,
baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual,
gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh
diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah
shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas.
Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….
Jangan takut mencoba
Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda
gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan
lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena
foto siluet bisa dihasilkan dimanapun.
Tips Foto Siluet
Full View
Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:
Matikan Flash
Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera andaCari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)
Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.Carilah obyek yang bentuknya menarik
Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.Carilah background yang tepat
Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)
Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual,
gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh
diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah
shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas.
Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….
Jangan takut mencoba
Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun.
Kegiatan fotografi ini ditujukan untuk menangkap foto aksi binatang,
seperti makan, berkelahi, atau terbang. Meskipun seringkali diambil
dalam alam liar, daerah pertanian juga sering menjadi lokasi untuk
pemotretan fotografi alam liar.
Teknik yang digunakan sangat berbeda dengan fotografi lanskap seperti penggunaan aperture
yang besar untuk mendapatkan kecepatan rana, pergerakan obyek dan latar
belakang yang kabur. Sementara itu pada fotografi lanskap lebih
menggunakan aperture kecil. Banyak fotografer yang menggunakan peralatan
kamuflase untuk mendapatkan foto dari bidang ini.
Contoh Foto Kehidupan Liar :
Fotografi kehidupan liar
Full View
Teknik yang digunakan sangat berbeda dengan fotografi lanskap seperti penggunaan aperture yang besar untuk mendapatkan kecepatan rana, pergerakan obyek dan latar belakang yang kabur. Sementara itu pada fotografi lanskap lebih menggunakan aperture kecil. Banyak fotografer yang menggunakan peralatan kamuflase untuk mendapatkan foto dari bidang ini.
Contoh Foto Kehidupan Liar :
Fotografi alam merujuk pada aktivitas fotografi yang dilakukan di lapangan dan berkaitan erat dengan elemen - elemen alama seperti kehidupan liar, tanaman dan pemandangan alam serta tekstur. Foto alam diterbitkan di majalah yang berkaitan dengan kebudayaan dan wisata seperti Majalah National Geographic, Majalah National Wildlife, dan Majalah Audubon atau majalah lain yang lebih spesifik.
Contoh Foto Alam:
Fotografi alam
Full View
Fotografi alam merujuk pada aktivitas fotografi yang dilakukan di lapangan dan berkaitan erat dengan elemen - elemen alama seperti kehidupan liar, tanaman dan pemandangan alam serta tekstur. Foto alam diterbitkan di majalah yang berkaitan dengan kebudayaan dan wisata seperti Majalah National Geographic, Majalah National Wildlife, dan Majalah Audubon atau majalah lain yang lebih spesifik.
Contoh Foto Alam:
My Model :
Aniya
Qory
Ani
Berikut ini beberapa tips dan saran untuk membuat foto potret yang baik.
Bagaimana cara membuat seseorang tersenyum di depan kamera?
Pastikan subyek yang Anda foto dalam kondisi atau mood yang baik
untuk difoto. Misalnya Anda ingin membuat foto seorang anak kecil, maka
pastikan bahwa ia tidak dalam kondisi lelah atau lapar. Juga pastikan
subyek yang Anda foto tidak dalam kondisi lelah karena dapat membuat
wajah dan matanya menjadi lebih tegang. Anda dapat memberikan sedikit
waktu untuk beristirahat atau menikmati makanan ringan sebelum sesi
pemotretan dimulai. Dengan memberi waktu jedah istirahat sambil
menikmati cemilan, Anda akan membangun interaksi yang baik dengan subyek
foto Anda. Bersikap ramah dan berbicaralah dengannya yang akan
membantunya lebih rileks. Namun jangan membuat situasi menjadi lucu
hingga subyek tersebut tertawa terbahak-bahak. Karena hal ini dapat
membuat matanya menjadi juling dan membuat aliran darah di wajah lebih
banyak. Cobalah mengambil gambar dengan ekspresi wajah yang
berbeda-beda. Semakin banyak foto yang Anda buat, semakin banyak
kesempatan memperoleh foto terbaik yang menampilkan karakter orang
tersebut.
Bagaimana penanganan orang yang menggunakan kacamata?
Kacamata dapat menimbulkan pantulan cahaya dan membuat silau. Karena
itu Anda dapat melihatnya dari viewfinder atau layar LCD kamera Anda,
apakah ada pantulan cahaya yang mengganggu. Jika ternyata ada pantulan
cahaya di kacamata subyek yang Anda foto, Anda dapat memintanya untuk
menggerakkan kepalanya secara perlahan hingga pantulan cahaya tersebut
hilang dari titik tengah matanya. Anda juga dapat memintanya sedikit
menundukkan kepalanya, namun berhati-hatilah agar tidak terjadi lipatan
pada dagunya jika terlalu menunduk.
Bagaimana dengan pakaian dan penampilan?
Jika Anda akan mengambil foto sekelompok orang, perhatikan juga warna
pakaian. Gunakan warna yang enak dipandang. Atau Anda dapat juga
meminta mereka menggunakan warna yang sama. Jika Anda akan mengambil
foto seseorang, warna pakaian juga perlu diperhatikan. Jika Anda ingin
memfoto seseorang berbadan besar, maka sebaiknya ia menggunakan pakaian
berwarna gelap. Sebaliknya jika subyek Anda berbadan kurus atau kecil,
maka mintalah ia menggunakan pakaian berwarna terang. Lalu pastikan
pakaian tidak kusut saat difoto. Jika orang tersebut menggunakan dasi,
perhatikan apakah dasinya sudah lurus dan rapi. Lalu pastikan rambutnya
telah rapi. Mata Anda mungkin tidak mampu memperhatikan ada helai rambut
yang keluar dan mengganggu, namun lensa kamera akan menangkapnya dengan
jelas. Lalu jika Anda akan mengambil gambar seorang wanita, Anda dapat
memperhatikan make up yang digunakan telah sesuai.
Teknik Foto Model
Full View
My Model : Aniya Qory Ani |
Bagaimana cara membuat seseorang tersenyum di depan kamera?
Pastikan subyek yang Anda foto dalam kondisi atau mood yang baik untuk difoto. Misalnya Anda ingin membuat foto seorang anak kecil, maka pastikan bahwa ia tidak dalam kondisi lelah atau lapar. Juga pastikan subyek yang Anda foto tidak dalam kondisi lelah karena dapat membuat wajah dan matanya menjadi lebih tegang. Anda dapat memberikan sedikit waktu untuk beristirahat atau menikmati makanan ringan sebelum sesi pemotretan dimulai. Dengan memberi waktu jedah istirahat sambil menikmati cemilan, Anda akan membangun interaksi yang baik dengan subyek foto Anda. Bersikap ramah dan berbicaralah dengannya yang akan membantunya lebih rileks. Namun jangan membuat situasi menjadi lucu hingga subyek tersebut tertawa terbahak-bahak. Karena hal ini dapat membuat matanya menjadi juling dan membuat aliran darah di wajah lebih banyak. Cobalah mengambil gambar dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Semakin banyak foto yang Anda buat, semakin banyak kesempatan memperoleh foto terbaik yang menampilkan karakter orang tersebut.
Bagaimana penanganan orang yang menggunakan kacamata?
Kacamata dapat menimbulkan pantulan cahaya dan membuat silau. Karena itu Anda dapat melihatnya dari viewfinder atau layar LCD kamera Anda, apakah ada pantulan cahaya yang mengganggu. Jika ternyata ada pantulan cahaya di kacamata subyek yang Anda foto, Anda dapat memintanya untuk menggerakkan kepalanya secara perlahan hingga pantulan cahaya tersebut hilang dari titik tengah matanya. Anda juga dapat memintanya sedikit menundukkan kepalanya, namun berhati-hatilah agar tidak terjadi lipatan pada dagunya jika terlalu menunduk.
Bagaimana dengan pakaian dan penampilan?
Jika Anda akan mengambil foto sekelompok orang, perhatikan juga warna pakaian. Gunakan warna yang enak dipandang. Atau Anda dapat juga meminta mereka menggunakan warna yang sama. Jika Anda akan mengambil foto seseorang, warna pakaian juga perlu diperhatikan. Jika Anda ingin memfoto seseorang berbadan besar, maka sebaiknya ia menggunakan pakaian berwarna gelap. Sebaliknya jika subyek Anda berbadan kurus atau kecil, maka mintalah ia menggunakan pakaian berwarna terang. Lalu pastikan pakaian tidak kusut saat difoto. Jika orang tersebut menggunakan dasi, perhatikan apakah dasinya sudah lurus dan rapi. Lalu pastikan rambutnya telah rapi. Mata Anda mungkin tidak mampu memperhatikan ada helai rambut yang keluar dan mengganggu, namun lensa kamera akan menangkapnya dengan jelas. Lalu jika Anda akan mengambil gambar seorang wanita, Anda dapat memperhatikan make up yang digunakan telah sesuai.
1. Depth of field (ruang tajam)
Secara harfiah Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Sedangkan dalam dunia fotografi, DOF berarti rentang jarak yang dimiliki subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima. Depth of Field
bervariasi tergantung pada jenis kamera, aperture dan jarak fokus,
meskipun ukuran cetak dan jarak pandang juga dapat mempengaruhi persepsi
kita tentang Depth of Field. Dengan membaca
artikel ini, semoga Anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik menganai
Depth of Field. Depth of Field itu tidak berubah secara tiba-tiba dari
yang tajam menuju ke yang tidak tajam, akan tetapi perubahannya adalah
secara gradual (bertahap).
2. Panning
Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah
gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus
sementara background tampak kabur,berikut beberapa langkah praktis
melakukan panning:
1.Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
2.Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
3.Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
4.Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background
yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background
makin menarik)
5.Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
6.Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
7.Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
8.Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!
Beberapa Teknik Fotografi
Full View
Secara harfiah Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Sedangkan dalam dunia fotografi, DOF berarti rentang jarak yang dimiliki subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima. Depth of Field bervariasi tergantung pada jenis kamera, aperture dan jarak fokus, meskipun ukuran cetak dan jarak pandang juga dapat mempengaruhi persepsi kita tentang Depth of Field. Dengan membaca artikel ini, semoga Anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik menganai Depth of Field. Depth of Field itu tidak berubah secara tiba-tiba dari yang tajam menuju ke yang tidak tajam, akan tetapi perubahannya adalah secara gradual (bertahap).
2. Panning
Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur,berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:
1.Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
2.Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
3.Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
4.Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background
yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background
makin menarik)
5.Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
6.Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
7.Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
8.Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!